foto mayola

Nama lengkapnya Mayola Andika. Santri kelahiran Jakarta, 10 Mei 1998 ini memang punya segudang prestasi yang patut diacungi jempol. Ketika duduk di DMP(Diniyyah Menengah Pertama)ia beberapa kali meraih juara umum di sekolah. Buah hati dari Azwar dan Ike Suharti ini sering menjuarai lomba menghafal AlQuran baik tingkat kota hingga provinsi. Tak hanya itu ia juga pernah menjuarai lomba pidato. Tak ayal lagi, dengan prestasi tersebut ia termasuk salah seorang santri terbaik di Diniyyah Puteri. Baginya menghafal AlQuran adalah suatu keharusan karena jika ingin berhasil maka kita harus dekat dengan Al-Quran, ujarnya. Buktinya ia sudah hafal 11 juz dan bertekad untuk terus menambah hafalan hingga 30 juz. Meski berkutat dengan studi dan program hafalan, ia juga aktif di berbagai organisasi kesiswaan di sekolah. Motto hidupnya:maju terus, pantang mundur. Sekarang ia duduk di kelas XII KMI (Kulliyatul Mu’allima tIslamiyyah) Diniyyah Puteri. Selepas tamat nanti ia berencana melanjutkan studi di Universitas Madinah. Fauzul Izmi/ Reporter Diniyyah Puteri

 

safira

Menjadi utusan Indonesia dalam Lomba Debat Bahasa Inggris se Asean di Malaysia,2012

 

Pemilik nama Safira Widastika ini sangat dekat dengan dunia fotografi. Jangan heran bila kemana pergi ia selalu membawa kamera untuk menjepret berbagai objek menarik disekitarnya. Putri dari Dasrul Amri (Ayah) dan Juwita (Ibu) ini memang memiliki jiwa seni. Ia sangat menyukai dunia potret memotret. Menurutnya, fotografi itu merupakan teknik pengambilan foto dengan memperhatikan nilai keindahan dan teknik pengambilan. Dengan memotret, kita dapat menyalurkan serta menggambarkan perasaan. Fotografi juga dapat dikenang abadi layaknya menghargai ciptaan Allah, jelasnya. Disamping punya hobi fotografi, ia juga suka menulis, membaca, travelling dan browsing. Sulung dari 5 bersaudara ini tak hanya piawai dalam memotret. Namun juga memiliki segudang prestasi yang mengagumkan. Ia tercatat sebagai satu-satunya utusan Indonesia dalam Lomba Debat Bahasa Inggris se Asean di Malaysia tahun 2012. Ia juga menjadi utusan sekolahnya (KMI) dalam POSPENAS (Pekan Olahraga dan Seni Pondok Pesantren Nasional) yang ke VI Cabang Fotografi di tahun 2013. Di Perguruan sendiri ia juga menorehkan prestasi sebagai juara II Lomba Menulis Artikel Bahasa Inggris dalam memperingati Nuzul Quran. Tulisan-tulisannya juga sering dimuat di surat kabar. Atas prestasinya itu maka tak heran kalau ia diminta menjadi reporter Dinteen (tabloid Diniyyah Puteri). Fira (biasa ia dipanggil) juga tergabung dalam beberapa organisasi di sekolahnya. Dengan banyaknya prestasi yang dicapai oleh santri, semakin menegaskan bahwa Perguruan Diniyyah Puteri semakin menunjukkan kualitasnya dari waktu ke waktu. (Fauzul Izmi/ Reporter Diniyyah News)

 

web-vianda

VIANDA TIA RAMADHANDA

MUSLIMAH TRAVELER DAN PENULIS PUISI 

“Allah memberikan cobaan sesuai batas kemampuan kita. So, keep spirit.” Begitulah moto hidup dari muslimah multitalenta yang bernama Vianda Tia Ramadhanda ini.

Travelling dan menulis puisi baginya sangat menyenangkan. Dengan Travelling ia dapat melepaskan penatnya, dan melalui puisilah ia menggambarkan perasaannya. Muslimah yang kerap disapa Tia ini adalah putri pertama dari tiga bersaudara yang saat ini duduk di kelas XI IPA MA KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang.

Meskipun terkesan sederhana, moto hidup itu menjadikan Tia sebagai muslimah yang tangguh dalam menghadapi segala rintangan. Dan menghantarkannya untuk meraih berbagai macam prestasi, baik itu akademik maupun non akademik. Tia yang dikenal sangat periang ini pernah meraih peringkat ketiga dalam perlombaan Menulis Puisi Se-Diniyyah Puteri dalam rangka Nuzul Qur`an beberapa bulan yang lalu. Semasa duduk di bangku Sekolah Dasar, Tia juga pernah meraih peringkat pertama dalam lomba Baca Puisi tingkat Propinsi Riau.

Putri dari pasangan Nandik Sufaryono dan Siti Aisyah ini mengaku bahwa bakatnya dalam menulis puisi adalah karena ia sering melihat papanya menulis puisi. “Awalnya sih aku suka baca puisi waktu TK. Waktu ngeliat papa nulis puisi, aku mulai tertarik dan ikut-ikutan. Hingga akhirnya aku lebih suka menulis puisi daripada membaca puisi sampai sekarang,” tutur Tia yang sudah sering puisinya dimuat di harian Singgalang ini.

Bagi pengagum Khalil Gibran dan Khairul Anwar ini, puisi adalah alat untuk mensyukuri nikmat Tuhan, karena jika kita melihat sesuatu yang indah, kita bisa menuangkannya dalam bentuk tulisan. Dan Puisi itu bukanlah rayuan, tapi puisi adalah sebagai dasar perasaan yang mendalam dan mempunyai makna. “Terkadang remaja pada zaman sekarang menganggap bahwasanya puisi hanya untuk pujangga tua dan tidak gaul bagi remaja, kecuali puisi yang berisi gombalan,” tambahnya.

Selain berbakat dalam bidang puisi, muslimah berdarah Riau ini juga berbakat dalam bidang Paskibraka. Ia pernah menjadi anggota Paskibraka kota Bandung, dan meraih juara kedua kostum terbaik.

Bagaimana dengan travelling? Selain merilekskan pikiran, travelling bisa dijadikan sebuah kenangan. Kenapa? “Karena pada saat kita tidak akan ketempat itu lagi, kita dapat mengenang dan mengingatnya lewat puisi,” tutupnya.

 

web-yud

YUDRIKUL KHAIRAT

MENCOBA SEGALA HAL

 

Yudrikul Khairat lahir di Bukittinggi, 18 November tepat 17 tahun yang lalu. Putri pasangan Zulfarida dan Sayuti ini merupakan anak kedua dari  lima bersaudara. Iyud, sapaan akrabnya, sangat supel dan mudah bergaul dengan banyak orang. Bagi orang yang baru mengenalnya, mungkin akan menganggapnya agak pendiam atau pemalu. Tapi, jika sudah menjadi teman akrabnya, maka pasti akan melewati hari-hari dengan happy sebagai temannya. Inilah mengapa ia disenangi oleh banyak teman di sekolahnya.

            Iyud yang kini tengah duduk di kelas XII IPS MA KMI Diniyyah Puteri ini juga termasuk siswa yang aktif dalam organisasi sekolah. Bahkan kini ia menjabat sebagai menteri keuangan Persatuan Kuliyyatul Mu’allimat (semacam OSIS). Selain itu, Iyud juga mengikuti kegiatan pramuka sejak tingkat 1 MTs hingga kini menjadi salah seorang pengurus di organisasi tersebut.

            Disamping itu, Iyud juga merupakan siswa yang cerdas dan berprestasi. Misalnya saja, ia pernah memenangi lomba Pendidikan Kewarganegaraan peringkat 3 se-Padang Panjang. Ia juga selalu menduduki posisi tiga besar di kelasnya sejak awal masuk di MTs DMP Diniyyah Puteri. Selain aktif di organisasi dan tercatat sebagai siswa yang pintar, ia juga merupakan salah seorang penulis aktif di SMS Singgalang. Sejumlah artikel dan puisinya telah dimuat. Karena kemampuannya itu, ia menjadi bagian dari redaksi majalah Diniyyah News Teen di Diniyyah Puteri.

Muslimah muda yang memiliki hobi membaca dan berenang ini berencana untuk melanjutkan pendidikannya di FISIP UI, sesuai dengan pelajaran favoritnya, Geografi. Ia bercita-cita untuk mengelilingi benua Eropa suatu hari nanti.

Iyud memiliki motto untuk selalu menjadi seperti sebatang pohon kelapa, yang dari akar hingga buahnya amat berguna bagi orang banyak. Kelak, ia ingin berguna bagi agama, bangsa dan negara. Dengan kerja keras, ia berharap dapat mengubah dunia suatu saat nanti menjadi lebih baik. Well, selamat berjuang!

 

web-sasa2

SAFURA NAZLAH

Pianis Yang Jago Bahasa Inggris

Muslimah hitam manis yang akrab dipanggil Sasa ini, kini tengah menuntut ilmu di bangku kelas XII IPS MA KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang. Walaupun ia sangat dikenal ceplas-ceplos dan apa adanya, tapi ia juga punya prestasi.

Putri pertama dari pasangan Ahmad Djamalilleil dan Devi Dwirantih ini pintar bermain piano dan pernah mengikuti perlombaan dalam acara “Kawai Music Piano Festival” di Jakarta. Dan ia berhasil mendapatkan medali perunggu pada perlombaan tersebut. Baginya, bermain piano merupakan sebuah ungkapan akan perasaan seseorang. Walaupun awalnya ia dipaksa oleh mamanya, tapi kini ia mengaku sangat bersyukur karena telah mendapatkan ilmu memainkan alat musik tersebut. “Bahkan, terkadang aku menciptakan lagu sendiri,” ungkapnya tegas.

Di samping bisa bermain piano, muslimah yang satu ini ternyata juga memiliki kemampuan dalam bahasa Inggris. Nggak salah kalau dia bisa menulis dalam bahasa Inggris dengan sangat baik, hingga rutin menulis di English Zone Singgalang Masuk Sekolah. Sorry, Are you Indonesian?, Sometimes, She always beside me, Dear Diary”, English is a piece of cakeadalah beberapa judul artikel bahasa Inggris yang telah ia tulis. Dengan kemampuan berbahasa Inggris pula ia berhasil menjadi pemenang dalam perlombaan debat bahasa Inggris yang diadakan oleh Diniyyah Puteri Padang Panjang dalam acara Milad yang ke 88 tahun 2011 lalu.

“Bagiku, semua bahasa sama. Dan alat musik pun begitu, yang bisa kita lakukan hanyalah mencoba dan terus mencoba. Hingga akhirnya kita sadar bahwa kita telah mencintainya,tutup Sasa di akhir wawancara.