11921653 1623687584552874 2838115405898578326 n

Delegasi Diniyyah Puteri memegang Bendera Indonesia dibumi Perkemahan Kirarahama

Yamaguchi Jepang

                Padang Panjang-Saat ditanya apa saja yang dapat dipetik dari kegiatan jambore pramuka se dunia XIII di Kirarahama Yamaguchi Jepang tersebut,Resti Chairunnisa tersenyum.

“ Sebenarnya banyak, antara lain kita harus menguasai bahasa Inggris aktif utamanya. Inilah bahasa pengantar kita dengan beragam bangsa yang hadir disana,” ujarnya

Sebab selama disana dirinya mengakui dalam berkomunikasi dengan berbagai anggota pramuka bangsa lain, kerap menggunakan bahasa Inggris. Ada-ada saja cara panitia untuk membuat mereka harus berada dalam kelompok yang   isinya terdiri dari berbagai negara.

“ Kami sempat berteman dengan anggota pramuka asal Turki, Serbia, Inggris, Amerika, Australi dan Jepang, dalam beberapa kegiatan“ terangnya.

Dia menambahkan, enam orang santri Diniyyah Puteri yang ikut pada acara internasional itu sudah memiliki kemampuan berbahasa asing yang lumayan bagus. “karena mereka telah diasah dan diajari bahasa Inggris aktif dan pasif oleh Diniyyah English Centre (DEC)   saat mulai duduk sebagai santri Diniyyah Puteri .

“kemudian kesiapan fisik dan kesehatan, karena selama disana, suhu udara mencapai 42 derajat celcius. Panas terik, tidak salah selama dua minggu di Jepang, kulit kami agak menghitam. Kegiatan ini memang bisa terselanggara dimusim gugur, andaikata di musim dingin mungkin banyak yang tidak sanggup bertahan karena suhu sampai 5 derajat,” ungkapnya.

Pembina yank tercatat sebagai mahasiswi STIT Diniyyah Puteri ini menambahkan, poin penting lainnya, yakni menjaga kebersihan, ketertiban, perilaku, etika selama acara.

“ Dapat dibayangkan, acara yang dihadiri 34 ribu peserta jambore se –Dunia dan dihadiri 150 negara, jika tidak tertib dan hidup tidak bersih, lokasi bumi perkemahan bisa menjadi tumpukan sampah peserta,” ujarnya.(ahmad/DTC)

You are here: Home News and Events Pelajaran dari Jambore Dunia ke- 23 di Jepang