(Amilia Putri/SMP Diniyyah Puteri)

 

 

Awan berarak bersama angin

Mentari tersenyum cerah

Rumput menari dengan gemulai

Melihat dua sosok berlari riang

Di antara ilalang yang menjulang tinggi

 

Sekarang

Tiada lagi seperti itu

Hanya suara jangkrik yang menemani

Mentari telah pudar senyumnya

Suasana hati dilanda kaca

 

Kisah indah yang dulu dilalui

Terbuang sia-sia

Hanya karena

Konflik di ujung jari

 

Zahratuddiniyah

Untai hati yagn terangkai di satu

Ungkapan indah penuh makna

Tersembunyi isyarat yang tak pernah mampu ucap kata

Kesyahduan telah membuat bibir kelu

Dan hanya diam membisu

Kutulis rasa ini untukmu

Kugenggam rindu ini untukmu

Kusimpan ketulusan ini untukmu

Dan kuukir setiap helai kenangan ii

Hanya untukmu, sahabatku

Karima Nabila Prakoso

Siluet cahaya menghujam asa

Sinarnya tak surut dari kedipan mata

Bergerak semu mengitari orbitnya

Tak urung jua kulihat dinamikanya

Ia membisu, kaku, dan membeku

Bak terbelenggu kala alunan musik

Terngiang di benaknya

Daun yang jatuh, lunglai

Terhempas angin tak dapat mengusiknya

Gemericik tetesa hujan pun

Tak jua membuatnya hirau akan itu

Ia tetap diam, kaku

Berada di posisinya sejak kala itu

Hingga kini

(Qurrota Aini/MA KMI Diniyyah Puteri)

 

You said you’d stay here

But destiny didn’t say the same

It was the last night you were around

Playing, cuddling, laughing all day

Like there were no other day

But now you’re gone

Left me behind, confused and alone

Walking down the path

Searching over beneath the past

A “goodbye” that will never be heard

All I can do is just looking at your shadow

Waiting for you to come in front of my window

Will you be here, dearest brother?

(Nisa’ul Afifah/MA KMI Diniyyah Puteri)

 

Labuh rintik hujaman

Tangkai hempaskan nadi

Hilir renangi deras

Mengais kian melodi

 

Tapak siur malaikat

Gerabah kuburi teduh

Tapi,

Lantang jarumi teduh