IMG 3842a

Secara terpisah, Fauziah Fauzan SE, Akt, Msi, menjelaskan dalam kertas kerjanya’ Kenali Anak Mu’ dalam sesi training bersama guru RA (TK), MI (SD), MTS DMP/SMP dan MA KMI Diniyyah Puteri, dihari yang sama menjelaskan bahwa  bayi lahir membawa 100 milyar sel otak yang belum berfungsi dan belum tersambung.

“Inilah tugas yang Allah berikan untuk setiap orang tua, yang harus menyambungkan sel otak satu sama lainnya. Otak perlu membangun Myelin, dan Allah memberikan kesempatan kepada orang tua untuk membuat Myelin bayi tersambung dan kuat dengan cara bercakap-cakap atau berkomunikasi dengan bayi selama proses hamil, atau memperkenalkan hal yang baru kepadanya.”Demikian dipaparkan Ibu Fauziah Fauzan SE, AKt, Msi, senin ( 26/1) di Aula Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang

Bayi yang selama di dalam kandungan yang sering diajak bercakap-cakap akan berbeda dengan bayi yang tidak pernah diajak berkomunikasi. Karenanya selama proses kehamilan, istilah ngidam yang macam-macam tidak perlu karena itu akan mempengaruhi perkembangan kejiwaan si bayi kepada perkembangan negatif. Justeru yang harus dilakukan si Ibu adalah memperbanyak membaca, bergerak, mengaji, bercerita kepada si Bayi, aktif dan kegiatan postif lainnya. Selanjutnya gerak bayi harus aktif selalu, karenanya, kalau bayi di bedong (baduang), akan rontok sel syarafnya.

            Dihadapan 200 guru dilingkungan Perguruan Diniyyah Puteri, Trainer Nasional ini, memaparkan lebih lanjut, bahwa yang menentukan kecerdasan anak diusia remaja dan dewasa adalah pola asuh yang dilakukan orang tua dan guru sejak bayi umur 0 – 11 tahun, yang disesuaikan dengan perkembangan otak anak. Maka cara pengasuhan yang dilakukan harus sesuai dengan domain (perkembangan otak) anak dengan melakukan berbagai aktivitas yang bisa mengembangkan 8 (delapan ) kecerdasan otak.

            Kegiatan lain yang dihindari pada anak usia 0-2 tahun adalah larangan memberikan mainan dengan baterai yang dapat bergerak sendiri karena usia ini bayi harus melihat benda bergerak karena ia sendiri yang menggerakkannya dengan mendorong pakai tangannya. Bayi yang melihat benda bergerak tanpa ia sendiri yang menggerakkannya akan membuat dia dewasa nanti suka sesuatu yang instan dan tidak punya daya usaha.

Dia menyarakan kalau bayi sedang fokus melihat tangan dan jarinya, jangan diganggu atau diajak ngobrol, biarkan dia fokus dengan pengamatan tubuhnya. Kemudian hindari membedong bayi karena dapat memangkas perkembangan sensori motor dan kecerdasan otak anak.

            Pada jenjang usia 2-7 tahun, anak sudah harus diajarkan tentang konsep diri yang benar sehingga anak harus mendapatkan modeling yang kuat tentang bagaimana kegiatan di dunia ini, makanya setiap orang yang masuk ke ruangan bayi, maka orang tua atau guru harus berjalan dengan benar, muka ceria, selalu tersenyum, dan menggunakan kata-kata yang standar karena pada masa ini anak belajar mengamati semua hal.

Jika hal ini tidak dilakukan, maka dewasa nanti anak akan ambigu tentang dirinya sendiri. Kalau salah penanganan pada masa ini, saat dewasa anak akan berkepribadian ganda. Hindari juga menceritakan sesuatu hal negatif ketika kita bersama bayi. Jangan angkat telpon saat mengendong bayi, namun letakkan bayi, kemudian angkatlah telpon ditempat yang agak jauh dari si bayi.

Pemahaman tentang dunia bayi dan pola pendidikannya akan mempengaruhi kepribadiannya saat dewasa nanti. Kita banyak abai, dan boleh jadi banyaknya persoalan yang kita hadapi di sekolah, karena cetak biru siswa dan disaat penangangannya tidak tepat, baik dari orang tua maupun dari guru. Oleh karena itu, Diniyyah Puteri melalui School Of Teacher, mengingatkan setiap guru, orang tua, dan mahasiswa yang ada di lingkungan Diniyyah dan   publik Sumatera Barat serta setiap calon guru, harus   untuk mendalami pengetahuan Psikologi atau ilmu jiwa anak secara utuh, papar Laili Ramadani, S.Pd.I, MA.