dua-kantong-yang-berbeda

Apa yang ada dalam pikiran sobat saat ini jika liburan usai dan dimulai kegiatan belajar mengajar? Ada yang kesal dan ada juga bahagia. Kenapa kesal? Karena kegiatan belajar akan kembali padat dan porsi untuk bermain sudah mulai berkurang. Tapi, lain halnya dengan siswa yang bahagia ketika liburan usai. Katanya sih bosan di rumah, kerjaannya itu-itu aja, bangun tidur, bersih-bersih rumah, nonton, dan lainnya. Mereka juga kangen belajar bersama teman-teman, dan berbagai macam komentar lainnya.

 

Sebenarnya, manusia dan belajar itu tidak bisa dipisahkan. Mengapa? karena manusia tidak akan bisa berkreativitas, jika tidak mempunyai ilmu yang didapat dari kegiatan belajar. Misalnya, dahulu manusia hanya bisa melihat burung yang berterbangan di angkasa. Tapi, sekarang manusia telah menciptakan penemuannya yaitu pesawat, yang dapat membawa mereka dari benua yang satu ke benua lainnya, dengan melalui jalur udara.

 

Sekarang sobat sudah tahu kan, mengapa kita diwajibkan untuk belajar? Yakni guna menuntut ilmu agar masa depan bahagia. Maka biasakanlah belajar dari dini agar kelak tak menyesal di kemudian hari. (Afifah Kurnia Noviandri/MTs DMP Diniyyah Puteri-Dinteen)

 

berkarya

Sobat, kadang bagi kita yang masih dalam masa putih abu-abu ini, waktu terasa sempit banget. Gimana nggak? Pagi sekolah, siang ekskul, sore bimbel, eh malam ada les Matematika. Belum lagi PR yang selalu menunggu dan setia menemani kita setiap malam. Wah rasanya jadi pengen libur terus deh. Ya kan?

            Sobat, sebenarnya masa-masa sekarang ini adalah masa-masa yang harus kita manfaatkan sebaik mungkin untuk menghasilkan karya-karya terbaik kita. Lah, gimana caranya buat berkarya? Sedangkan kegiatan kita aja udah menggunung kayak gunung Singgalang. Caranya gampang. Kita harus pandai-pandai memanage waktu. Karena pada dasarnya, selama kita punya kemauan pasti ada jalan. Contohnya aja Bapak Presiden kita, padahal kegiatannya aja udah buanyak banget, namun beliau masih sempat menghasilkan buku-buku berkualitas dan telah menciptakan banyak lagu yang dinyanyikan hampir setiap tahun pada upacara kemerdekaan di Istana Merdeka. Nah? Berarti tidak mustahil kan?

            Sebenarnya, apapun hobi kita, akan dapat menghasilkan karya. Dari hobi paling umum yaitu membaca. Setelah kita membaca sebuah buku atau novel dan sebagainya, kita bisa membuat resensi buku yang tentunya akan berguna bagi orang-orang untuk mengenali isi buku tersebut. Begitu pula dengan menulis, berkebun, bermain musik bahkan memasak dan lainnya. Kita bisa membuat kreasi masakan baru dengan menggabungkan berbagai macam resep yang pernah kita pelajari.

            Semua hobi dan karya tersebut akan mengantarkan kita pada kesuksesan yang sesungguhnya. Coba bayangkan, jika kita ingin menjadi seorang wartawan. Kebiasaan menulis dan tulisan-tulisan kita yang dulu pernah kita hasilkan tentu akan sangat berguna bagi kita untuk melamar pekerjaan tersebut. So, lets make a change in our life! Walaupun sibuk, tapi semangat maju terus. (Ghania Amalia/MA KMI Diniyyah Puteri-Dinteen)

aTes dinteen

Jumat, 13 september 2013 yang lalu, para santri Diniyyah Puteri Padang Panjang, khususnya kelas VII MTs DMP (Diniyyah Menengah Pertama) dan X MA KMI Kkuliyatul Mu’alimat El Islamiah) mengadakan persaingan ketat untuk menjadi reporter Diniyyah News Teen (Dinteen). Dinteen adalah sebuah majalah sekolah di Diniyyah Puteri, dan semua karya yang ada di dalamnya adalah karya para santri, baik MTs DMP maupun MA KMI.

            Rangkaian pemilihannya cukup ketat, dan bagi santri yang berminat harus bersaing dengan teman-temannya yang lain. Pada awalnya diadakan tes tertulis dan dilanjutkan dengan tes wawancara. Semua rangkaian kegiatan itu dikelola oleh santri yang menjadi senior reporter di majalah tersebut. Tes terakhir adalah penilaian berdasarkan kemampuan santri itu sendiri oleh pimpinan redaksi yakni bapak Riki Eka Putra.

“Ini memang persaingan yang cukup ketat. Karena banyaknya santri yang mendaftarkan diri untuk menjadi reporter,” ungkap Adillah Andika Nasir, reporter senior Dinteen yang menjadi pewawancara untuk para calon reporter yang baru.

            Tes dilakukan di sekolah, dan diadakan pada hari libur, supaya bisa mengetahui santri yang benar-benar serius dalam mengikuti tes ini. Dari tes ini akan dipilih 3 orang santri MTs DMP dan 3 orang santri MA KMI untik bergabung dengan Dinteen.

            Dengan penyeleksian yang begitu ketat, semoga kedepannya Dinteen menjadi lebih maju dan lebih jaya lagi. Semangat untuk semua reporter ya. (Annisa Amalia/MA KMI Diniyyah Puteri-Dinteen)

aTraining Super MemoryKamis, 12 September 2013, santri MA KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang kelas XI dan X menghadiri training super memory di Aula Zainuddin Labay El Yunusy. Training tersebut dibimbing oleh trainer yang kerap disapa ustad Yani Hamdani. Ustad yang bersemangat ini banyak menceritakan kisah-kisahnya yang inspiratif saat masa muda untuk lebih memotivasi santri agar lebih bersemangat lagi tentunya dalam menuntut ilmu.

Salah satu kisahnya adalah menjadi mahasiswa di dua universitas Islam di Jakarta serta menjadi pengurus inti organisasi waktu itu. Beliau dapat membagi waktu tanpa kewalahan, serta dapat menyelesaikan wisuda dengan tenggang waktu 2 bulan secara berurutan. Terlebih lagi skripsinya dalam bahasa Arab.

Tidak hanya itu saja, beliau juga menceritakan tentang pengalamannya menjadi salah satu finalis da’i di stasiun televisi swasta. Uniknya, saat menjadi santri di pesantren, sewaktu kelas 1, beliau pernah mendapatkan rangking 38 dari 40 orang, karena sangat tergila-gila dengan basket. Namun lambat laut, beliau sadar akan perbuatannya dan berusaha bangkit, hingga memperoleh rangking 4 saat hendak tamat.

Selain berbagi cerita, ustad Hamdani memberi bantahan mengapa kita harus malas belajar?, mengapa kita selalu mendapatkan nilai yang rendah?, dan banyak keluhan lainnya. Dengan bijak beliau menjawab, alasannya karena kita belum yakin dengan kemampuan kita, selalu negatif thingking dan merasa tidak mungkin.

Tips belajar dari ustad Hamdani salah satunya The Art Of Study ialah Pertama, sempurnakan dalam proses menerima atau mencerna. Kedua, fokuslah pada setiap detik penjelasan dan aktivitas guru. Ketiga, reka ulang setelah selesai belajar sekitar 5 menit. Keempat, reka ulang sebelum tidur. Dan terakhir, reka ulang seminggu kemudian. Tentunya yang terpenting adalah Give Me Your Best.

Tak hanya itu saja, dalam training ini santri juga praktek bagaimana cara meringkas catatan yang baik, bagaimana agar membuat santri menyimpan hafalan di otak bukan di sebuah kertas. Menghias catatan dengan gambar yang sesuai dengan tulisannya yang berkaitan. Belum lagi membuat mind mapping yang pas dan mudah dimengerti. (Nisa’ul Afifah/MA KMI Diniyyah Puteri-Dinteen)

Di era globalisasi yang serba instan, mahal serta modern ini, kita sebagai remaja atau generasi pemimpin masa depan seharusnya tidak terjerumus pada hal mudharat yang serba negatif tersebut. Jangan membanggakan keinstanan tapi manfaatkanlah inovatif serta kreatifitas.

Salah satu penunjang atau pengasah kemampuan, bisa dilakukan dengan berbisnis sejak dini. Jangan ditunggu sampai kita kuliah jika kita mampu melakukannya sekarang. Mengapa begitu? Waktulah sebagai jawaban. Di masa remaja, kita sudah seharusnya melatih jiwa bisnis dan menerapkan saat telah kuliah nanti.

Selain tujuannya karena waktu, kita juga dapat menjadi pribadi yang lebih produktif daripada konsumtif. Kita tak hanya bisa minta sana-sini pada orang tua. Kita akan lebih mandiri dengan sendirinya, sebab saat berbisnis kita yang menjadi pemegang hak, tidak bergantung pada orang tua, tapi cukup hanya diperhatikan saja bila ada kendala.

"Entrepreneur di Indonesia masih tergolong sedikit. Kalau mau negara sukses, harus perbanyak entrepreneur. Kalau semua bercita-cita menjadi pegawai, beban negara akan berat. Anak-anak bisa belajar kreatif sejak dini. Anak-anak pun harus percaya diri untuk menjadi entrepreneur," jelas kak Seto Mulyadi di acara Kidpreneur Award 2012 yang diadakan Permata Bank dan Berani Mag, di FX Sudirman Jakarta. Dari sana jelas bahwa Indonesia ini butuh kita dengan segala keinovatifan dan kekreatifitasan yang harusnya diluapkan lewat bisnis.

Salah satu contoh bisnis untuk anak sekolah adalah menjadi agen pulsa untuk tetangga-tetangga, teman, guru bahkan orang tua, karena pulsa cukup menjadi sebuah kebutuhan. Atau bagi yang suka memasak, bisa saja masak makanan ringan seperti sosis, kue kering, es krim yang bisa dimakan ketika istirahat sekolah berlangsung.

Tapi, jangan hanya terlena pada bisnis, lalu melupakan hal-hal yang lain. Luruskanlah niat agar nanti tidak berubah pikiran untuk membeli barang-barang yang tak berguna, tetapi untuk meringankan beban orangtua, mau mandiri, serta mau punya banyak pengalaman. Lalu jagalah kejujuran, agar mudah mendapat kepercayaan orang lain. Itu merupakan modal yang sangat besar untuk kelangsungan bisnis. Terlebih lagi saat ini kejujuran menjadi barang langka, sangat sulit ditemukan dan sangat berharga, sehingga kejujuran perlu dipraktekkan.

Tak lupa, buatlah mental sekuat baja. Jangan mau meleleh di kala tak sukses ataupun gagal total. Mental sekuat itu tidak langsung ada pada jiwa pebisnis, tapi dilakukan secara bertahap, terus-menerus, apalagi kita yang bisa dikatan baru pemula. Pastinya tidak terlepas dari kesalahan. Jangan malu bertanya pada senior, pandai-pandai mencuri ilmu dari para pebisnis yang sudah lama terjun dan sukses dalam bidangnya.

Di samping itu, bagilah waktu dengan spesifik. Jangan sampai membuang waktu untuk belajar dengan memikirkan bagaimana kelangsungan bisnis kita ke depan. Contohnya, waktu untuk membuat PR dilakukan untuk bisnis. Itu salah besar, sebab jangan lupakan prioritas kita sebagai pelajar yang memiliki kewajiban utuk menuntut ilmu. (Nisa’ul Afifah/MA KMI Diniyyah Puteri)