(Maulidia Parasmita Rozi/MAS KMI Diniyyah Puteri)

Hembusan angin menyambar bersama jasadku

Hening tanpa hembusan

Telunjuk itu menjauh dari jasadku

Bagai bangku biru yang kosong

Aku di sini menunggu

Tapi kau tetap acuhkanku

Matamu melewati pandanganku

Sekarang aku tahu kau benar-benar mengacuhkanku

Wahai awan, wahai angin

Datanglah kemari, jemput aku

Agar dia bahagia

Musnahkanlah aku